Pilar ke-7 KMTNA Dukung Dunia Tanpa Kekerasan

Pilar ke-7 KMTNA Dukung Dunia Tanpa Kekerasan

Kekerasan dalam sebuah relasi bukanlah hal yang dapat diabaikan. Kasus kekerasan yang banyak muncul di media akhir-akhir ini menunjukkan betapa pentingnya kita sebagai masyarakat untuk menghentikan kekerasan dalam hubungan. Kekerasan dalam sebuah relasi tidak hanya merusak hubungan itu sendiri, tetapi juga dapat membawa dampak psikologis yang buruk bagi korban.

Dalam sebuah relasi, penting untuk mengetahui adanya hak dan kewajiban. Kekerasan dalam sebuah relasi terkadang terjadi karena salah satu pihak merasa memiliki kekuasaan yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami hak dan kewajiban, serta memastikan bahwa relasi yang kita jalin adalah relasi yang sehat dan saling menghargai.

Pendidikan tentang kekerasan dalam hubungan harus dimulai sejak dini. Sebagai masyarakat, kita perlu memberikan pendidikan tentang kekerasan dalam hubungan sejak dini agar anak-anak dapat memahami apa itu kekerasan dalam hubungan dan bagaimana cara menghindarinya. Pendidikan seperti ini dapat membantu mencegah kekerasan dalam hubungan di masa depan.

Nasyiatul Aisyiyah percaya bahwa keluarga yang kuat dan harmonis adalah salah satu kunci penting dalam memerangi kekerasan dalam rumah tangga. Konsep Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA) menekankan pentingnya membangun keluarga yang sehat dan harmonis, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan yang erat.

Pilar ke-tujuh yang tercantum dalam KMTNA ialah anti-kekerasan. Konsep ini mencakup berbagai tindakan untuk mencegah kekerasan, mengatasi akar masalah kekerasan, serta memberikan dukungan kepada korban kekerasan. Kasus kekerasan yang sering terjadi menunjukkan betapa pentingnya pilar anti-kekerasan dalam mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Nasyiatul Aisyiyah memahami bahwa kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya masalah individu, melainkan juga masalah sosial yang kompleks.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan di antaranya:
1.    Menghindari  tindakan kekerasan, kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat diterima dan harus dihindari, termasuk kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi. Kekerasan tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merusak diri sendiri dan lingkungan sekitar.

2.    Menghindari perilaku yang merendahkan atau mengintimidasi orang lain, seperti mengolok-olok, mengkritik, atau mempermalukan seseorang di depan umum. Ini adalah tindakan yang merusak dan berpotensi menciptakan relasi kuasa yang tidak seimbang.

3.    Membangun hubungan yang seimbang, hubungan yang sehat dan seimbang melibatkan kedua belah pihak dalam pengambilan keputusan dan memiliki kesetaraan hak dan kewajiban. Hindari hubungan yang menghasilkan ketidakseimbangan kuasa antara pasangan atau pihak lain.

4.    Menghargai pendapat orang lain, memberikan ruang, dan menghargai pendapat orang lain sangat penting dalam menjaga relasi yang sehat. Jangan memaksakan kehendak pada orang lain dan selalu dengarkan pandangan mereka.

5.    Mengembangkan empati dan belajar untuk memahami situasi orang lain. Ini akan membantu membangun hubungan yang lebih baik dan dapat mencegah terjadinya tindakan kekerasan.

6.    Membangun komunikasi efektif sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat. Belajarlah untuk berkomunikasi dengan baik, tidak mengekang ataupun memaksa orang lain untuk mengikuti kehendak kita sendiri.

7.    Cari bantuan jika membutuhkan. Jangan takut untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau konselor jika merasa kesulitan mengontrol emosi atau perilaku. Mereka dapat membantu kita mengatasi masalah dan memberikan dukungan yang kita butuhkan.

Peringatan Hari Perempuan Internasional adalah waktu yang tepat bagi kita untuk memperkuat tekad dalam memerangi kekerasan dalam rumah tangga, memperjuangkan kesetaraan gender, meningkatkan kesadaran dan tindakan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, dan menghindari tindakan kekerasan dalam relasi kuasa yang tidak seimbang. Mari bersama-sama mewujudkan dunia yang lebih aman dan adil bagi semua orang dengan membangun keluarga yang kuat dan harmonis.

Penulis : Departemen Advokasi Sosial
Editor : Isnatul Chasanah 

Berita terkait: