Lima Makna Merawat Damai dari Nasyiatul Aisyiyah

Lima Makna Merawat Damai dari Nasyiatul Aisyiyah

NASYIAH.OR.ID, BANTUL – Nasyiatul Aisyiyah yang merupakan organisasi sayap Muhammadiyah dan berbasis perempuan muda ini telah memasuki usianya yang ke-94 tahun berdasarkan pengaggalan hijriyah. Milad ke-94 diadakan di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan pada Ahad (24/7).  Pada milad kali Nasyiatul Aisyiyah meneguhkan spirit gerakannya  dengan tema “Merawat Damai, Menggelorakan Semesta”.

Kegiatan ini selain dilaksanakan di Universitas Ahmad Dahlan juga dihadiri oleh 500 peserta secara luring melalui Zoom dan media sosial PP Nasyiatul Aisyiyah. Acara ini dihadiri oleh Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah; Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah; Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia; dan Muchlas, Rektor Universitas Ahmad Dahlan. 

“Nasyiatul Aisyiyah menjadi anak panah Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam Wasthiyah  hingga tataran masyarakat grass root untuk membangun khoiru ummah dan ummatan wasathan sebagaimana spirit Muhammadiyah dalam membangun peradaban semesta yang toleran dan damai,” ujar Annisa, ketua panitia pelaksanaan milad kali ini.

Sementara itu, Diyah Puspitarini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dalam sambutanyya menyampaikan lima pesan yang terkandung dalam tema milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah.

“Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan amar maruf nahi munkar ini tidak hanya berkutat pada ibadah saja. Akan tetapi juga  mengajak habluminallah dan habluminannas dijalankan  bersamaan. Tidak membedakan muslim atau non-muslim, Muhammadiyah atau bukan; karena dalam Islam itu rahmatan lil alamin bukan rahmatan lil muslimin,” jelas Diyah Puspitarini.

Kedua, Diyah menambahkan bahwa Kader Nasyiatul Aisyiyah bisa menjadi agen perdamaian untuk meredakan konflik di berbagai bidang, Ketiga, nilai damai sejatinya diajarkan oleh Islam dan masuk dalam istilah Islam itu sendiri. Maka nilai kemanusiaan dan pendekatan moderasi merupakan yang selalu dijalankan dalam ber-Nasyiah

“Keempat, Nasyiah mengajak seluruh elemen bangsa untuk lebih memperhatikan lingkungan dan kondisi sekitarnya. Termasuk di dalamnya menaggulangi dampak yang bersinggungan langsung dengan perempuan dan anak,” jelas dosen PGSD Universitas Ahmad Dahlan.

Yang terakhir, Diyah mengingatkan agara kader Nasyiah selalu siap berjejaring lintas agama, lintas organisasi dan lintas golongan dalam menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan ini.

“Pengalaman Nasyiah saat mendorong pemerintah untuk menjadikan stunting sebagai isu nasional adalah kerja berjejaring antara  Fatayat NU, Pelkesi, Parisade Hindu, Persagi, Persatuan Konghucu, Persatuan Budha,” tutup Diyah dalam sambutannya. (mona)

Berita terkait: