NASYIAH.OR.ID, YOGYAKARTA-- Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menyelenggarakan Silaturahmi dan Syawalan Nasyiatul Aisyiyah 1442 H secara virtual melalui Zoom Cloud Meeting, Sabtu siang (22/5). Syawalan ini dihadiri oleh kader Nasyiatul Aisyiyah dari seluruh Indonesia.
H. Tafsir, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, dalam tausyiyahnya mengatakan bahwa halalbihalal sudah menjadi kultur atau budaya keagamaan di Indonesia tiap Syawal.
“Ada empat istilah, ungkapan, narasi, doa selama bulan Syawal, yaitu taqabbalallahu minna waminkum, halalbihalal, mohon maaf lahir dan batin, dan minal ‘aidin wal faizin,” paparnya.
Selama ini, ada yang menyebut bahwa ucapan selain taqabbalallahu minna wa minkum, adalah kebiasaan yang tidak ada tuntunan dalam Alquran dan sunnah. Secara tekstual memang tidak ada, namun apabila dipahami secara kontekstual, semua ucapan di atas tidak dilarang.
“Tidak ada teks yang mengatur halalbihalal, maaf lahir batin, minal aidin wal faizin. Tapi, bukan berarti tidak boleh. Apalagi ini kan muamalah, bukah ibadah. Dalam muamalah, prinsipnya adalah semua boleh sampai ada dalil yang melarangnya,” jelasnya.
Tafsir menjelaskan bahwa terdapat tiga tujuan syawalan atau halalbihalal. Pertama, menyempurnakan diampuninya dosa-dosa Allah di bulan Ramadan dengan bersih pada sesama di bulan Syawal. Kedua, membangun harmoni, merajut kembali silaturahmi yang terputus. Ketiga, menghilangkan beban psikologis akibat berkonflik dengan orang lain.
Selain halalbihalal, di Indonesia terdapat doa ja'alanallahu, minal 'aidin wal faizin wal maqbuulin. Terkait hal ini, beliau menerangkan, “Kita sudah paham definisi puasa, yaitu mencegah, menahan dari terbit fajar sampai terbit matahari selama bulan Ramadan. Maka, idulfitri diartikan sebagai kembali boleh berbuka.”
Namun, dalam konteks ini, idulfitri juga diartikan kembali suci. Apalagi saat Ramadan diwajibkan membayar zakat fitri untuk menyucikan diri. Dari sinilah muncul doa ja’alanallahu minal 'aaidin wal faaizin wal maqbuulin. Artinya, mudah-mudahan termasuk golongan yang kembali suci dan memperoleh kemenangan dan diterima ibadahnya.
Di momen halabihalal ini, beliau juga menyampaikan pesan bagi kader Nasyiah untuk memiliki kesadaran diri (al insyafu fii nafsihi) bahwa dirinya adalah kader, aktivis, pimpinan NA, untuk merajut ukhuwah dan menebar kedamaian bagi seluruh alam (wal badrussalam lil ‘alam), dan menginfakkan sebagian yang dimiliki, baik itu waktu, pikiran, tenaga, maupun materi untuk kebaikan bersama (wal infaqu minal iftiqar) demi terwujudnya sinergi dan ukhuwah. Tiga hal tersebut bila dijalankan akan menambah kesempurnaan iman.
“Betapa indahnya Syawal ini untuk merajut ukhuwah, terbebas dari konflik, sehingga bisa membangun sinergi, melalui halalbihalal. Mari kita saling memberi maaf, saling menghalalkan, menginfakkan sebagian yang kita miliki untuk bersinergi membangun memajukan umat melalui NA yang kita cintai,” pungkas Tafsir. (Latifah)